4/05/2012

PKS Siap Tarik Tiga Menteri Dari Kabinet

VIVAnews - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hingga kini mengaku belum mendapat pemberitahuan resmi keputusan rapat lima partai koalisi di Cikeas. Bagi PKS, bila akhirnya tak lagi berada dalam koalisi Sekretariat Gabungan, PKS akan meninggalkan semua kursi di kabinet.

"Kursi menteri itu bagian dari posisi koalisi. Kalau memang PKS dikeluarkan dari koalisi, otomatis kursi menteri akan ditinggalkan," kata Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mahfudz Siddiq di gedung DPR, Jakarta, Kamis 5 April 2012.

Menurut Mahfudz, PKS belum menerima apa keputusan resmi pertemuan para ketua umum partai koalisi di Cikeas. PKS malah menunggu keputusan resmi dari koalisi atau dari Ketua Koalisi yang juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

PKS tidak akan mengeluarkan keputusan karena informasi yang beredar, Cikeas sudah mengeluarkan keputusan. "Masak mau buat dua keputusan?" kata Mahudz yang juga Ketua Komisi I Bidang Pertahanan dan Luar Negeri DPR.

PKS sebenarnya bersiap mengambil langkah inisiatif. Tetapi langkah itu kalah cepat dibanding rapat koalisi Sekretariat Gabungan di Cikeas.

"Kalau saja Setgab belum melakukan rapat, kami juga akan mengambil inisiatif. Tapi karena sudah terlanjut, ya kami tunggu saja," ujar dia.

Yang menjadi sorotan bagi PKS saat ini adalah maraknya pihak-pihak yang justru meributkan kursi yang nantinya akan ditinggalkan PKS. Tiga menteri dari PKS yakni Menkominfo Tifatul Sembiring, Mensos Salim Segaf Al Jufri, dan Menteri Pertanian Suswono. "Orang-orang pada sibuk siapa diganti siapa," kata Mahfudz.
Read more »

4/03/2012

Pilkada Yang Menggerakan

Oleh Cahyadi Takariawan
___________


He tangi, tangi…. iku bosmu sido ndaftar Gubernur Jakarta !

Suara melalui handphone itu demikian keras di telinga Yunus, seorang kader di Palu, Sulawesi Tengah. Jam 24.00 WITA, Yunus yang sudah tidur menjadi terbangun karena telpon genggamnya berdering. Rupanya saudaranya dari Banyuwangi menelpon dengan luapan kegembiraan, karena tengah menyaksikan berita di televisi proses pendaftaran Hidayat Nurwahid ke KPUD DKI Jakarta untuk calon Gubernur, berpasangan dengan Didik J. Rachbini.

“Alhamdulillah, sampeyan ngerti seko ngendi ?” tanya Yunus.

“Mulo ndang tangiyo, aku yo isih nonton tivi, lagi ono beritane bosmu iku…”, jawab saudaranya di Banyuwangi. Yang disebut dengan “bosmu” adalah Hidayat Nurwahid.

Keluarga Yunus yang berada di Banyuwangi merasa demikian bersyukur, karena tokoh yang sangat mereka kagumi, Hidayat Nurwahid, mendaftar menjadi calon Gubernur DKI. Sedemikian gembiranya, mereka tidak sabar berbagi, langsung menelpon Yunus yang telah istirahat di Palu. Yunus mereka kenal sebagai aktivis PKS, sementara keluarga yang di Banyuwangi merupakan warga masyarakat biasa, bukan kader.

Semua Bersyukur


Keluarga Yunus hanyalah salah satu kisah dari sangat banyak kisah serupa. Saya mendengar banyak kader di wilayah DKI melakukan sujud syukur setelah pasangan HNW – Didik resmi mendaftar di KPUD. Mereka sangat bersyukur karena tokoh yang kharismatik ini bisa maju sebagai calon Gubernur DKI. “Kami semua sangat terharu, dan bersyukur beliau berhasil menjadi calon Gubernur. Kami semua siap bekerja memenangkan beliau”, ungkap seorang kader senior di DKI.

Jika banyak kader di DKI melakukan sujud syukur, tentu wajar, karena perhelatannya memang terjadi di wilayah DKI. Namun ternyata yang merasakan kegembiraan bukan hanya kader DKI, bahkan kader di luar DKI yang tidak akan bisa ikut memilih saat Pilkada DKI. Juga bukan hanya kader, termasuk simpatisan dan masyarakat umum ikut merasakan kegembiraan. Contohnya adalah keluarga Yunus di Banyuwangi. Demikian jauh dari Jakarta, dan tidak akan bisa ikut memilih saat Pilkada DKI karena tidak tinggal di Jakarta, namun kegembiraannya demikian membuncah.

Yunus pun segera membangunkan isterinya, dan mereka berdua dengan antusias menyaksikan berita televisi tentang pendaftaran pasangan HNW – Didik di KPUD DKI. Mereka merasa sangat berbahagia, dan ikut merasakan semangat yang membara ingin terlibat memperjuangkan kemenangannya. Yunus tinggal di Sulawesi Tengah, namun ia tergerak untuk memberikan dukungan dalam bentuk apapun yang bisa dilakukannya.

“Saya akan mengontak teman dan kerabat saya yang tinggal di wilayah Jakarta, agar memilih pasangan HNW – Didik”, ungkap Yunus.

Demikian pula Zuhrif, kader yang tinggal di wilayah Kota Yogyakarta. “Saya sudah mengontak 22 keluarga saya yang tinggal di Jakarta, agar kelak memilih HNW – Didik dalam Pilkada”, katanya penuh semangat. Bahkan, ia menyempatkan diri hadir ke Jakarta agar bisa menyaksikan proses pendaftaran HNW – Didik ke KPUD DKI secara langsung. Jauh-jauh ia menempuh perjalanan agar tidak ketinggalan peristiwa yang monumental tersebut.

Falah, seorang kader dari Sleman DIY tidak mau ketinggalan. Dia mengirim pesan lewat grup BBM, “DPW PKS DIY harus segera membuat instruksi agar seluruh kader DIY mensukseskan Pilkada DKI, dengan jalan dukungan doa, tenaga, dan mengontak teman serta kerabat yang tinggal di wilayah Jakarta untuk memenangkan HNW”.

Luar biasa, bahkan SMS dari banyak kader di berbagai daerah, menunjukkan suasana semangat yang sangat membara. Berikut contoh kiriman SMS yang masuk ke handphone saya, dari berbagai daerah di Indonesia:

“Allahu Akbar ! Inilah saatnya memimpin Jakarta”.

“HNW memimpin Indonesia, melalui DKI Jakarta”.

“Allah beserta kita”.

“Kita bangkit bersama, menangkan HNW di DKI Jakarta”.

“Menuju RI – 1, melalui DKI – 1”.

Masih banyak contoh SMS lainnya yang sedemikian semangat menyambut pendaftaran HNW menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. Semua bersyukur atas pencalonan HNW, dan ingin terlibat memenangkannya.

Pilkada yang Menggerakkan


Fenomena semangat yang menggelora sangat terasa. Semua kader ingin segera bekerja, seakan Pilkada tinggal besok pagi saja. Semua merasa tidak sabar untuk segera memenangkannya. Pilkada DKI telah menggerakkan semangat, motivasi, dan kebersamaan kader di seluruh Indonesia. Bukan hanya DKI Jakarta dan sekitarnya, namun merata sampai seluruh wilayah dan daerah.

Benar-benar Pilkada yang menggerakkan. Seakan ada sesuatu yang turun dari langit, dan menyentak perhatian kader. Kita harus segera bekerja, dan kita sudah siap untuk bergerak lebih keras dari sebelumnya. Seorang kader secara bergurau mengirim SMS kepada saya, “Berterimakasihlah kepada Foke, karena dia tidak jadi berpasangan dengan kita, sehingga kita justru bisa maju sendiri. Ini akan membuat kita solid.”

Fenomena tergerakkannya kader ini sedemikian merata. Bukan hanya di DKI Jakarta. Bahkan semua struktur wilayah menyatakan siap membuat Posko Pemenangan di Jakarta. Sebagaimana diketahui, Jakarta dihuni oleh masyarakat dari berbagai etnis dan susku bangsa. Maka semua wilayah menyatakan siap membuat Posko Pemenangan dalam rangka mengajak warga asal wilayah masing-masing untuk memilih HNW dalam Pilkada Jakarta.

Tidak perlu instruksi, tidak perlu taklimat. Semangat sudah merata. Seorang kader senior di Yogyakarta menangis, karena hanya bisa membaca berita melalui milis dan SMS tentang persiapan pemenangan Pilkada DKI Jakarta, dan ia merasa tidak bisa membantu apa-apa kecuali doa. Lihatlah, bahkan kader yang tidak tinggal di Jakarta saja merasa berdosa karena tidak bisa memberikan bantuan tenaga. Pilakada Jakarta benar-benar menggerakkan kader dan struktur semuanya.

Banyak kader yang tinggal di luar Jakarta bertanya, “Apa yang bisa kita lakukan selain doa?” Masyaallah, pertanyaan yang menandakan kecintaan. Pertanyaan yang menunjukkan telah tergerakkan. “Kami tidak bisa hanya diam saja dan menonton berita. Kami harus ke sana”, ungkap seorang kader di kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta dengan penuh semangat menggelora. “Kami akan menangis kalau hanya melihat berita”, katanya.

Subhanallah, walhamdulillah. Belum pernah saya menyaksikan Pilkada yang sangat heroik seperti di DKI Jakarta. Baru berita pendaftaran di KPUD saja, sudah menggerakkan semangat yang membara. Ikatan emosi yang demikian kuat tercurahkan, dan semua ingin bekerja memenangkan Pilkada Jakarta.

Seorang kader di wilayah Jawa Tengah dengan semangat menggelora mengatakan telah membuat tim kecil yang akan dikirim ke Jakarta, melakukan “operasi” ke masyarakat Jawa Tengah yang tinggal di Jakarta. “Operasi ini kami biayai sendiri. Ini bentuk kontribusi kami bagi kemenangan dakwah di DKI”, kata kader tersebut. Sayapun dibuat menangis oleh pernyataan ini.

Subhanallah walhamdulillah. Tadi sore melihat gambar HNW sedang rapat menyusun langkah kemenangan bersama tim, melalui grup BBM. Sayapun kembali menitikkan air mata. Gambar-gambar semacam itu telah memberikan banyak cerita. Gambar dan berita Pilkada Jakarta telah menggerakkan hati kita, nurani kita, semangat kita, kecintaan kita, kebersamaan kita, kesungguhan kita, perjuangan kita.

Subhanallah walhamdulillah. Semoga Allah berikan kemenangan dan kebaikan dalam perjuangan dakwah di DKI Jakarta.**
Read more »

Effendi Ghazali : PKS Menunjukan Sikap Tegas & Konsistensinya

JAKARTA--MICOM: Pakar komunikasi politik Universitas Indonesia Effendi Ghazali mengemukakan Rapat Paripurna DPR RI terkait penentuan kenaikan harga BBM pada Sabtu (31/3) dinihari memperjelas parpol mana saja yang serius membela kepentingan rakyat.

"Publik Indonesia semakin jelas melihat partai mana yang benar-benar memperlihatkan keseriusannya membela rakyat," ujar Effendi, Sabtu (31/3).

Menurut Effendi, selain PDI Perjuangan, PKS telah menunjukkan sikap tegas dan konsistensinya dalam memperjuangkan rakyat, walaupun akhirnya kalah dalam voting.

Meskipun kalah dalam rapat paripurna, ujarnya, kekalahan itu merupakan kekalahan secara terhormat.

Efendi bahkan memberikan apresiasinya dengan menjuluki PKS sebagai Partai Konsisten Sekali dalam memperjuangkan aspirasi rakyat, khususnya terkait penentuan harga BBM yang diputuskan dalam rapat paripurna tersebut.

F-PKS bersama sejumlah fraksi Parpol lainnya, yakni Fraksi PDI Perjuangan, Hanura dan Gerindra konsisten memperjuangkan opsi 1 untuk mempertahankan pasal 7 ayat 6 tanpa ada perubahan (penambahan ayat).

Opsi ini menutup rapat-rapat kebijakan Pemerintah untuk sama sekali tidak akan pernah menaikan harga BBM.

Sementara keputusan paripurna yang diambil fraksi-fraksi koalisi pendukung pemerintah minus PKS pada dasarnya telah menyetujui adanya kenaikan harga BBM pada enam bulan ke depan, atau sekitar September.

Itu karena diloloskannya tambahan ayat 6A pada pasal 7 Undang-Undang (UU) APBN 2012, yang berbunyi: "Dalam hal harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) mencapai 15%, pemerintah boleh menaikkan harga BBM enam bulan ke depan". (Ant/OL-12)
Read more »

Ustad Hilmi Aminuddin : PKS Tak Khawatir Di Tendang Dari Koalisi

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak khawatir bakal dikeluarkan dari barisan koalisi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Keputusan PKS menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi adalah merujuk pada penolakan masyarakat atas rencana pemerintah menaikkan harga BBM.

"Dari awal kita menolak. Ini kan maunya rakyat yang harus diikuti parpol," kata Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin kepada detikcom, Sabtu (31/3/2012).

"Keputusan ini sikap tegas kami. Masyarakat menolak kenaikan ya kita putuskan seperti itu," imbuhnya.

Hilmi menegaskan meski berada di koalisi, namun partainya tetap memiliki independensi dalam memutuskan sesuatu utamanya menyangkut kebijakan pemerintah terkait masyarakat.

Seperti diketahui sebelumnya, dalam paripurna persetujuan revisi Undang-Undang APBN Perubahan tahun 2012 dilakukan dengan voting terbuka. Ada dua opsi yang ditawarkan, opsi pertama pasal 7 ayat 6 yang berarti harga eceran BBM bersubsidi TIDAK dinaikkan. Opsi kedua, pasal 7 ayat 6 ditambahkan ayat A yang memungkinkan harga BBM naik.

Dan seperti sikapnya selama ini, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera mengukuhkan keputusannya memilih opsi pertama menolak kenaikan harga BBM. Keputusan ini menunjukkan FPKS konsisten bersama penderitaan rakyat.

Sikap PKS ini membuat PD kecewa. Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat Sutan Bhatoegana mengakui partainya kecewa dengan keputusan yang diambil PKS. Sutan pun berencana melaporkan ulah PKS ini ke Ketua Setgab Koalisi, SBY.

Menanggapi hal ini Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin menyatakan silakan saja PD kecewa.

"Enggak apa-apa dilaporin ke SBY, kita tidak keberatan. Lagi kenapa mesti dilaporin kan Pak SBY sudah melihat jelas sikap kami dari siaran televisi," imbuhnya.

Dia menambahkan, partainya siap bila harus berada di luar pemerintahan. Bagi PKS, urusan koalisi tidak urgen lantaran PKS memfokuskan kerja untuk rakyat. "Kita enggak khawatir mau ditendang dari koalisi. Kita di luar pemerintah bisa, di dalam juga bisa, namanya ibadah yang penting bekerja," tandasnya.
Read more »

Muhammadiyah Hargai Sikap PKS, Menolak Kenaikan BBM

Jakarta – Proses siding paripurna DPR kemarin sangat mengecewakan. Beberapa partai politik bermain-main dengan aspirasi rakyat. Sudah sangat jelas bahwa survey menunjukkan sekitar 90% rakyat menolak kenaikan harga BBM, karena jelas akan disertai dengan kenaikan ongkos transfortasi dan harga-harga sembako.

Begitu pula protes mahasiswa dan buruh yang begitu massif seharusnya ditangkap oleh partai-partai politik sebagai aspirasi rakyat. Sayangnya sebagian partai politik tidak menangkapnya, justeru mempertimbangkan kepentingan koalisi yang sesat.

Muhammadiyah sangat menghargai partai-partai politik lain seperti PDIP, Hanura, Gerindra dan PKS, yang memilih menolak kenaikan harga BBM. Muhammadiyah berpendapat menyerahkan harga BBM kepada mekanisme pasar bebas itu jelas bertentangdan dengan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membatalkan Pasal 28 ayat 2 UU Migas.

Hal ini bagi Muhammadiyah merupakan persoalan mendasar, yang seyogyanya semua parpol harus berkomitmen kepada penegakan konstitusi dan kedaulatan Negara dalam bidang ekonomi.

Hal ini pula sesungguhnya yang mendorong Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah beberapa hari lalu bersama sejumlah Ormas di Jakarta mengajukan judicial review terhadap UU Migas, karena UU itu bertentangan dengan Pasal 33 UUD tahun 1945.


*http://www.muhammadiyah.or.id/id/news-969-detail-muhammadiyah-hargai-sikap-pdip-hanura-gerindra-dan-pks.html
Read more »

Jajak Pendapat KOMPAS Opsi Yang Dipilih PKS Di Dukung Oleh Publik

Harian KOMPAS hari ini (Senin, 2 April 2012) memuat hasil jajak pendapat yang dilakukan Litbang Kompas terkait kebijakan pemerintah menaikan harga BBM. Berikut kutipannya...


Kebijakan menaikkan harga BBM merupakan pilihan yang berat. Selain menimbuikan implikasi sosial, besarnya gejolak politik akhirnya menjadi beban politik pemerintah. Meskipun Rapat Paripurna DPR, Jumat, 30 Maret 2O12 yang lalu, belum jadi menaikkan harga BBM per 1 April 2012, "kerusakan" sudah
telanjur terjadi.

Bola panas yang bergulir di gedung parlemen ini terbukti menggoyahkan soliditas partai-partai koalisi pemerintah berupa penolakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari arus utama parpol anggota koalisi pemerintah. Terlepas dari oportunitas masing-masing parpol untuk mengambil keuntungan pencitraan dari Rapat Paripurna DPR tersebut, sebagian besar responden (65,8 persen) menyatakan persetujuan terhadap sikap parpol-parpol itu.

Dukungan publik terhadap sikap partai politik yang menolak kenaikan harga BBM ini didasari oleh kesamaan persepsi tentang beratnya dampak sosial yang harus ditanggung masyarakat. Hasil jajak pendapat Kompas pekan sebelumnya memperlihatkan lima dari sepuluh responden menyatakan tidak siap menerima dampak kenaikan harga BBM dari sisi anggaran rumah tangga.

Dukungan serupa juga diberikan publik kepada aksi unjuk rasa mahasiswa yang menentang kenaikan harga BBM. Enam dari sepuluh responden menyatakan setuju dengan aksi unjuk rasa mahasiswa. Sebaliknya, citra kepada parpol anggota koalisi cenderung mengalami penurunan, termasuk tingkat kepercayaan publik kepada pemerintah sebagai penyelenggara negara. Itulah kerusakan sosial politik akibat kebijakan yang tak efektif. (LITBANG KOMPAS)


*sumber KOMPAS (2/4/12) halaman 5
Read more »

 

KABAR DPC

KIPRAH KEWANITAAN

KOLOM